Senin, 24 Maret 2008

different war

peperangan ini tak kan berakhir
world peace hanyalah pernyataan bodoh yg tak dapat dipertanggung jawabkan
generasi muda di doktrin dengan game perang dan kekerasaan
dan diajarkan untuk membunuh semua lawan


kekuasaan milik mereka yg kuat
tapi kebenaran tetaplah milik mereka yg benar
tidak ada yg absurd dalam pernyataan benar
mereka yg tidak mau dipersalahkan lah yg mengabsurdkan pernyataan benar


ini adalah budaya baru
ini adalah perang baru
sesuatu yg bahkan tuhan pun tak pantas melihatnya
peperangan yg tak sepadan lah yg berlaku sekarang
karena kemenangan ditentukan oleh teknologi , bukan hasrat untuk menang.....

Rabu, 19 Maret 2008

Hei, sang manusia!!!

kalian pernah g disebut bodoh, begok atau sejenisnya oleh seseorang, yang mungkin dia merasa dirinya lebih pintar atau merasa sedikit cerdas dari sisi akademisnya. terkadang orang seperti ini banyak kita temui di sekitar kita, sangat dekat, bahkan terkadang saudara atau teman kita sendiri. apabia kalian mau disebut bodoh dan merasa bodoh, maka saya sarankan untuk berhenti membaca artikel ini, buang selebaran ini dan pergi jadi sampah masayarakat.

orang yang menyebut kalian bodoh adalah orang yang lebih bodoh dari kalian, karena dia mampu menyebut kata “bodoh” dan bersikap sedikit pintar. mereka merasa sedikit pintar dengan sedikit kebodohannya dan merasa cerdas dengan sedikit kedunguannya. apakah kalian mau dikatakan bodoh oleh orang yang lebih bodoh dari kalian. Mungkin dia merasa sedikit pintar dari kita dari sisi akademis, tapi itu bukanlah segala-galanya!!. keangkuhan mereka yang terkadang suka menyepelekan orang, membuat mereka bersikap mereka adalah yang terbaik. tidak jujur apabila saya merasa saya tidak pernah menyepelekan orang lain, manusia memang dilahirkan untuk menilai apa yang dilihat kemudian dirasa. tapi apakah benar yang dilihat dan dirasa oleh kita telah kita nilai secara overall dan objektif. disinilah sifat subjektifitas manusia terlihat, seorang filsuf bernama rene descartes berkata bahwa seorang manusia takkan pernah bisa menilai sesuatu secara objektif, karena manusia hanya menilai sesuatu yang dirasa, dilihat dan diraba melalui indranya yang terbatas.

kita takkan tahu bahwa benar gelas yang kita pegang berbentuk lingkaran atau trapesium. mungkin secara realita benda itu berbentuk lingkaran, tapi siapa yang tahu kalau benda itu sebenarnya berbentuk petak atau ketupat, keterbatasaan indra kita dalam menilai suatu objeklah yang membuat kita merasa benar.

itu sebuah contoh untuk objek benda mati, bagaimana kalau objek itu manusia?
manusia adalah objek hidup yang menyimpan banyak misteri. sedekat apapun kita dengan seseorang, apakah itu sahabat, keluarga atau istri sekalipun yang telah mengarungi hidup bersama, takkan bisa menguak misteri hidup seseorang. walaupun orang tersebut bersifat ekstrovert yang terbuka atas semua masalah dan hidupnya, pasti ada sebuah rahasia dalam dirinya yang disimpan dalam-dalam dan tak diceritakannya kepada orang lain.

dan bagaimana kalau orang tersebut baru kita kenal beberapa tahun atau bulan?
orang-orang seperti inilah yang akan mati karena keangkuhannya, kebodohannya dan rasa terbaik atas dirinya. Menurut saya tidak ada yang terbaik dan tidak ada yang terburuk. apabila ada manusia yang terlihat dan terasa sempurna maka pasti ada sesuatu yang salah dengannya. tidak selamanya penjahat, pembunuh atau apalah namanya, bersikap jahat pada semua orang, terkadang mungkin dia sangat sayang pada anak dan istrinya.dan belum tentu orang yang terlihat baik adalah baik juga baik pada semua orang.

itulah sifat dasar manusia, kita mepunyai banyak kepribadiaan dan sifat yang saling bertolak belakang. kita baik kepada orang tertentu dan juga sebaliknya. penilaian kita terhadap seseorang hendaklah lahir dari penilaian hati kita sebagai manusia bukan berdasarkan rasa yang dirasakan oleh indra kita yang terbatas. sebaiknya berhati-hatilah terhadap ucapan kita, karena belum tentu orang yang kita sebut bodoh adalah bodoh, karena manusia dilahirkan berbeda satu sama lain. dan saya rasa tuhan cukup adil dalam menciptakan hamba-hambanya. Saya rasa mengetahui kekurangan kita sendiri sebagai manusialah yang akan membuat kita merasa lebih sempurna. Oleh karena itu, hendaklah kita sedikit objektif dari kesubjektifan kita sebagai manusia, karena masih banyak yang ternyata lebih baik dari kita. masih banyak yang harus dikejar dan dicapai. biarkanlah egioisme mereka yang akan meruntuhkan diri mereka sendiri.